Kamis, 01 Desember 2011

IJINKAN AKU TETAP BERNAFAS HARI INI

Pagi itu aku dibangunkan oleh suara merdu kicauan burung dari halaman rumahku. Ku buka jendela kamarku, dan ku lihat dunia. Sepintas aku berdo’a semoga esok aku masih bisa membuka mataku. Setiap hari, setiap saat, dan setiap waktu hanya itu yang bisa aku lakukan dengan berdo’a kepada-Nya supaya tetap memberiku nafas hari ini.
“yaak.. keluar yaak buruan !!” ku dengar suara seseorang memanggilku. Aku sudah hafal benar siapa orang di depan pagar rumahku itu dan memanggil ku dengan sebutan *yaak*. Dia adalah Hildan, dia sahabat kecilku hingga saat ini, memang dia selalu memotong namaku dari sebuah nama *Naya* menjadi *yaak*. Dan itu sering membuatku risih !! -,-
“iya dan, bentaran napa tungguin dulu gue belum selesai !!” saat itu aku masih bingung dengan keadaanku. Berantakan akhirnya !! “ayo, gue udah siap buruan berangkat keburu di hadang dosen. Haha..”  ajakku !! “lu serius yaak? Liat tuh, lu aja masih pake sendal !!” , herannya. “astaga.. gue lupa dan, elu sih gugupin gue dari tadi !!” . “nah kok gue?” . “ya iyaa, orang elu yang bilang suruh buru-buru tadi” . “ih lu sendiri kan juga tau kali ini jam.nya dosen galak yaak !!” . “iya deh ayo berangkat mamen !!” dan setelah aku selesai memakai sepatuku aku langsung berangkat ke kampus dengan Hildan.
Alhamdulillah deh kita gak telat hari ini. Namun disaat seperti ini aku memiliki kejanggalan. Di tengah materi yang di sampaikan dosen, sesaat aku merasakan sakit yang sering ku rasakan. Sebenarnya aku pikir aku sudah tidak mampu lagi untuk melanjutkan hari ini. Namun ketika ku lihat sekelilingku, ku pandang di sebelahku terlihat wajah seorang sahabatku. Aku ingin hidup hari ini untuk tersenyum, tertawa, dan bercanda bersama nya.
Sakit itu kurasakan perlahan sedikit berkurang (oh tuhan terimakasih telah minginjinkan ku melanjutkan nafasku hari ini). Ternyata setelah sakitku hilang, tepat saat dosen mengakhiri materinya. Dan lalu Hildan memanggilku dan berkata “yaak, temenin gue ke toko buku yuk!!” . “emang lu mau ngapain ke toko buku dan?” tanyaku. “ya mau beli buku lah yaak.. emangnya gue mau nonton? Gak mungkin banget kan?”. “oh jadi gitu sekarang, sejak kapan hildan suka baca buku? Hahaha..” ejek’ku. “yaelah yaak lu gitu amat sama temen?”. “loh emang gue kenapa dan?”. “ya elu ga dukung amat kalo gue pengen pinter?”. “iya deh, buat temen gue yang satu ini apasih yang enggak?? Haha..” .
Dalam hati hildan bicara, “yaak, kapan sih lu bisa tau perasaan gue yaak? Gue ini sebenernya suka sama elu yaak, dan gue harap elu juga gitu ke gue!! Tapi maafin gue yaak, gue gak bisa bilang semua ini ke elu karena waktunya emang belum tepat. Gue masih takut buat ngomongin ini yang sejujurnya ke elu yaak”.
“Hildan??”. “---------“ tanpa jawaban . “dan… hildaaann !!” teriakku. “hah? Iya? Apa? Lu ngomong apa tadi yaak?” jawab Hildan.  “elu sih dan, bengong mulu ngelamunin apaan sih?” tanyaku heran. “apaan sih yaak? Gue gak ngelamunin apa-apa kok!!”. “yakin lu dan? Udah deh jujur aja sama gue..lu lagi naksir cewek ya? Siapa dan? Kok lu kagak cerita ke gue?”. “iya gue emang lagi naksir seseorang udah dari dulu banget yaak”. “loh kok elu kagak pernah cerita ke gue sih dan? Emangnya siapa sih?”. “kalo orangnya elu gimana yaak?”. “dasar ya, kalo bercanda gak usah bahas yang aneh-aneh lah dan! Gak mungkin lah kalo gue, tapi emangnya siapa sih?”. “udahlah yaak suatu saat pasti lu juga bakalan tau kok!! Yuk balik!!”
Hildan mengajakku pulang tanpa ku tau siapa sebenarnya seseorang yang di maksud oleh hildan (ya Tuhan semoga orang itu bukan aku). Di setiap waktuku aku selalu berfikir apa aku masih punya banyak waktu di dunia ini? dan jika aku harus pergi saat ini ku mohon jangan biarkan setetes air mata pun terjatuh di pipi Hildan. Besok adalah hari ulang tahunku. Semoga aku masih bisa hadir di tengah tengah pesta ulang tahunku itu.
Senja beranjak pergi, malam pun datang menjelang. Sebelum ku tutup hari ini dengan memejamkan mataku, ku sempatkan jari tanganku untuk menulis di sebuah buku harian. Ku tulis perasaanku dalam hari ini : dear diary ku, hari ini aku sempat merasakan sakit itu lagi. Aku gak pernah tau apa esok Tuhan masih mengjinkan aku untuk bernafas lagi? Ku berharap aku masih bisa merayakan hari ulang tahunku besok meskipun jika Tuhan berkehendak bahwa besok adalah ulang tahun terakhirku. Dan setelah jari tanganku meletakkan pena nya, aku beranjak ke tempat tidurku. Tak lupa selalu ku ucapkan doaku kepada-Nya untuk hari esok. Lalu perlahan ku pejamkan mataku.
Seperti biasanya selalu suara kicauan burung yang membangunkan ku di setiap pagiku. Ternyata Tuhan masih berbaik hati memberiku nafas hari ini, untuk kesekian kalinya ku ucapkan terimakasih. Untungnya hari ini aku gak ada jam di kampus, jadi aku bisa lebih mempersiapkan pesta ulang tahun ku nanti malam. Tapi kenapa hari ini perasaanku berbeda? Sepertinya ada yang lain di hari ini. tak seperti biasanya. Setelah semua selesai untuk persiapan pesta dan setelah menunggu sampai senja menutup hari, akhirnya tiba lah malam itu.
Kali ini aku memang senang karena semua temanku memberiku ucapan selamat ulang tahun. Tapi di sisi lain aku juga mempunyai firasat buruk tentang pesta ini. mungkin benar ini pesta ulang tahun terakhirku.
Hildan datang, dengan membawa sebuah kado spesial yang belum ku tau isinya. Dan ini benar terjadi yang aku takutkan tentang Hildan. Di tengah pesta itu dia mengatakan perasaannya padaku. Dan kini aku tau bahwa seseorang yang di maksudnya memang benarlah aku. “yaak, gue jujur sama lu yaak sebenarnya orang yang gue maksud waktu itu emang bener-bener elu yaak. Plis gue minta jawabanlu sekarang yaak” ucap Hildan. Aku gak bisa menerima Hildan untuk ini karena aku punya alasan, tapi aku juga ga mungkin jujur sama Hildan soal aku menderita Leukimia sejak lama. “Hildan, maaf banget gue gak bisa jawab ini semua dan, gue mohon lu ngertiin gue karena gue punya alesan!!”. “oke yaak, gue bisa ngertiin elu tapi gue juga perlu tau alesan lu yaak!!”. “gue gak bisa ngomongin ini ke elu dan, karena seperti kata-katamu dulu, suatu saat pasti kamu juga akan mengetahuinya”. “iya yaak, aku ngerti kok”. “iya dan, dan besok kamu dateng ke rumah ya aku pengen main sama kamu”. “pasti kok yaak tunggu aja aku pasti dateng”.
Setelah pesta usai, ku sempatkan lagi jari tanganku menulis di sebuah buku harian. Malam itu saat tanganku ingin mengangkat sebuah pena rasanya lebih berat dari biasanya. Tanganku seperti lebih lemas dari biasanya.

 Lalu ku tulis : dear my diary, saat ini aku merasakan sakit yang teramat sakit. Aku tidak kuat lagi menahan rasa sakit ini. aku ingin istirahat dan tidak ,merasakan sakit ini untuk yang kesekian kali. Sepertinya ini sudah saatnya aku pergi. Ku rasa Tuhan memanggilku saat ini. mama.. papa.. maafkan aku jika aku merahasiakan ini dari kalian, Naya sayang kalian berdua. Hildan, maaf aku pergi tanpa sepatah katapun. Kamu tetap sahabat terbaikku.
Lalu paginya Hildan datang kerumahku dan dia hanya menemukanku terbaring di lantai kamar tanpa nafas. Hanya tangis air mata yang keluar dari dirinya karena tak kuasa untuk mengucap penyesalan. Dia mungkin kecewa dengan sikapku telah berbohong padanya. Namun disinilah akhir cerita ini. Kini Hildan tau bahwa saat ini lah yang aku
maksud pada malam itu.

Rabu, 03 Agustus 2011

KISAH TRAGIS CINTA SEJATI

Saat malam itu aku dengar suara-suara yang sangat keras di rumahku. Seperti suara pecahan perabotan rumah yang sedang di banting dan di pecahkan. Aku semakin gelisah, aku takut dengan keadaan yang seperti ini. sebelumnya aku belum pernah mengalami hal yang seperti ini. aku terus mendekam di dalam kamarku. Tak ada sediktpun keberanianku untuk melihat apa sebenarnya yang sedang terjadi.
Malam semakin larut, namun suara itu tak kunjung reda. Pertengkaran itu semakin mejadi-jadi sampai akhirnya aku memberanikan diriku keluar dari kamarku. Ku lihat ruang tamu di rumahku hancur berantakan dan ruang itu ku lihat sesosok laki-laki dan perempuan. Ya, memang benar mereka adalah orang tuaku. Air mataku tak dapat terbendung melihat kedua orang tua ku bertengkar. Sesungguhnya hati seorang anak akan hancur melihat orang tuanya bercerai. Dan akupun ingin mencoba melerai pertengkaran itu, namun sebuah tamparan yang aku dapat dari ayahku. Meskipun aku tau ayahku tidak sengaja melakukannya. Namun aku berfikir mungkin mereka sudah tak membutuhkan aku lagi.
Sebelumnya memang malam kian larut, namun saat ini berbeda keadaannya. Ini suasana di tengah malam. Aku tak mengerti apa yang di pikirkan kedua orang tua mengapa mereka tega mengorbankan kebahagiaan anaknya sendiri. Pikirku kosong, aku memutuskan pergi dari rumah yang seperti penjara itu.
Di tengah malam itu aku berjalan sendiri menyusuri jalanan di ibukota melangkah tanpa arah yang pasti. Hanya mengikuti langkah kaki ku berjalan semauku. Sempat aku berfikir sejenak, apakah mereka akan mencariku? Apakah mereka tau jika saat ini aku tak ada dirumah. Namun pikiran itu lalu tertangkis oleh pikiran bahwa mereka mungkin tak lagi peduli denganku.
Aku berjalan sendirian hanya mengandalkan modal keberanian. Hanya menyusuri kota, menahan rasa laparku di tengah malam itu. Aku mengerti ini memang salahku pergi meninggalkan rumah. Tapi mungkin ini lebih baik daripada aku terus seperti orang yang tidak berguna dirumah itu. Sesungguhnya aku takut melawan waktu. Namun apadaya aku telah memilih jalanku.
Nasibku kian tak menentu. Mengapa sampai saat ini tak ada seorangpun yang mencariku. Apa benar pikiranku bahwa orangtua ku sudah tak peduli denganku. Dua hari berlalu aku semakin tersiksa aku bingung karena tak punya tempat tinggal dan akupun tak tahan menahan rasa laparku selama dua hari ini. Sekarang aku mengerti ternyata tak mudah hidup jalanan. Terkadang sejenak aku berdiam di bawah kolong jembatan di ibukota ini. aku merenungi apa yang telah aku lakukan. Air mataku jatuh tak terhitung. Aku merindukan keluargaku...
Memang tak terfikir saat itu pada saat aku tengah mengamen di lampu merah aku meminta padasebuah mobil yang saat itu sedang berhenti di lampu merah. Sebelumnya memang aku tak tahu, tapi ada yang aneh pada perasaanku. Aku seperti mengenal sosok orang di dalam mobil itu. Orang di dalam mobil itu lalu menurunkan kaca jendela mobilnya.
Aku terkejut, ternyata yang ada di dalam mobil itu adalah kedua orang tuaku. Seketika itu aku bingung harus melakukan apa. Aku langsung berlari menjauh dari mobil itu. Tanpa ku lihat sekelilingku yang ramai aku berlari tak tentu arah sampai akhirnya sebuah mobil dari arah timur melaju dengan cepat hngga akhirnya menabrakku. Aku tak tau apa-apa lagi setelah kejadian itu.
Tiga hari aku tak bisa membuka mataku. Aku koma, hanya suara-suara penyesalan yang aku dengar saat itu. Aku mendengar suara orang tuaku meminta maaf padaku. Aku sepertinya tau suara tangisan itu, ya itu memang suara tangisan dari ibuku yang sedih karena melihat aku tak sadarkan dari koma ku. Rasanya aku ingin bangun, aku ingin memeluknya. Namun mata ini susah untuk ku buka. Namun meskipun aku tak bisa menyentuh beliau aku dapat merasakan tangisan itu.
Dengan kekuatan tuhan, perlahan aku membuka mata ku kulihat senyum bahagia di wajah kedua orang tua ku saat ku membuka mata. Mereka pun saat itu berjanji padaku akan bersatu lagi demi kebahagiaanku. Rasanya aku sangat ingin mempersatukan mereka lagi. Ku pegang tangan kedua orang tuaku dan mempersatukan mereka kembali. Senyum bahagia itu tersimpul di wajahku rasanya ingin terus tetap bersama mereka. Namun tuhan berkata lain.. aku terlelap selamanya setelah melihat kedua orangtuaku bersatu. Namun terimakasih tuhan telah mengijinkan aku merasakan kebahagiaan itu di akhir hidupku.

AKIBAT PERCERAIAN

Saat malam itu aku dengar suara-suara yang sangat keras di rumahku. Seperti suara pecahan perabotan rumah yang sedang di banting dan di pecahkan. Aku semakin gelisah, aku takut dengan keadaan yang seperti ini. sebelumnya aku belum pernah mengalami hal yang seperti ini. aku terus mendekam di dalam kamarku. Tak ada sediktpun keberanianku untuk melihat apa sebenarnya yang sedang terjadi.
Malam semakin larut, namun suara itu tak kunjung reda. Pertengkaran itu semakin mejadi-jadi sampai akhirnya aku memberanikan diriku keluar dari kamarku. Ku lihat ruang tamu di rumahku hancur berantakan dan ruang itu ku lihat sesosok laki-laki dan perempuan. Ya, memang benar mereka adalah orang tuaku. Air mataku tak dapat terbendung melihat kedua orang tua ku bertengkar. Sesungguhnya hati seorang anak akan hancur melihat orang tuanya bercerai. Dan akupun ingin mencoba melerai pertengkaran itu, namun sebuah tamparan yang aku dapat dari ayahku. Meskipun aku tau ayahku tidak sengaja melakukannya. Namun aku berfikir mungkin mereka sudah tak membutuhkan aku lagi.
Sebelumnya memang malam kian larut, namun saat ini berbeda keadaannya. Ini suasana di tengah malam. Aku tak mengerti apa yang di pikirkan kedua orang tua mengapa mereka tega mengorbankan kebahagiaan anaknya sendiri. Pikirku kosong, aku memutuskan pergi dari rumah yang seperti penjara itu.
Di tengah malam itu aku berjalan sendiri menyusuri jalanan di ibukota melangkah tanpa arah yang pasti. Hanya mengikuti langkah kaki ku berjalan semauku. Sempat aku berfikir sejenak, apakah mereka akan mencariku? Apakah mereka tau jika saat ini aku tak ada dirumah. Namun pikiran itu lalu tertangkis oleh pikiran bahwa mereka mungkin tak lagi peduli denganku.
Aku berjalan sendirian hanya mengandalkan modal keberanian. Hanya menyusuri kota, menahan rasa laparku di tengah malam itu. Aku mengerti ini memang salahku pergi meninggalkan rumah. Tapi mungkin ini lebih baik daripada aku terus seperti orang yang tidak berguna dirumah itu. Sesungguhnya aku takut melawan waktu. Namun apadaya aku telah memilih jalanku.
Nasibku kian tak menentu. Mengapa sampai saat ini tak ada seorangpun yang mencariku. Apa benar pikiranku bahwa orangtua ku sudah tak peduli denganku. Dua hari berlalu aku semakin tersiksa aku bingung karena tak punya tempat tinggal dan akupun tak tahan menahan rasa laparku selama dua hari ini. Sekarang aku mengerti ternyata tak mudah hidup jalanan. Terkadang sejenak aku berdiam di bawah kolong jembatan di ibukota ini. aku merenungi apa yang telah aku lakukan. Air mataku jatuh tak terhitung. Aku merindukan keluargaku...
Memang tak terfikir saat itu pada saat aku tengah mengamen di lampu merah aku meminta padasebuah mobil yang saat itu sedang berhenti di lampu merah. Sebelumnya memang aku tak tahu, tapi ada yang aneh pada perasaanku. Aku seperti mengenal sosok orang di dalam mobil itu. Orang di dalam mobil itu lalu menurunkan kaca jendela mobilnya.
Aku terkejut, ternyata yang ada di dalam mobil itu adalah kedua orang tuaku. Seketika itu aku bingung harus melakukan apa. Aku langsung berlari menjauh dari mobil itu. Tanpa ku lihat sekelilingku yang ramai aku berlari tak tentu arah sampai akhirnya sebuah mobil dari arah timur melaju dengan cepat hngga akhirnya menabrakku. Aku tak tau apa-apa lagi setelah kejadian itu.
Tiga hari aku tak bisa membuka mataku. Aku koma, hanya suara-suara penyesalan yang aku dengar saat itu. Aku mendengar suara orang tuaku meminta maaf padaku. Aku sepertinya tau suara tangisan itu, ya itu memang suara tangisan dari ibuku yang sedih karena melihat aku tak sadarkan dari koma ku. Rasanya aku ingin bangun, aku ingin memeluknya. Namun mata ini susah untuk ku buka. Namun meskipun aku tak bisa menyentuh beliau aku dapat merasakan tangisan itu.
Dengan kekuatan tuhan, perlahan aku membuka mata ku kulihat senyum bahagia di wajah kedua orang tua ku saat ku membuka mata. Mereka pun saat itu berjanji padaku akan bersatu lagi demi kebahagiaanku. Rasanya aku sangat ingin mempersatukan mereka lagi. Ku pegang tangan kedua orang tuaku dan mempersatukan mereka kembali. Senyum bahagia itu tersimpul di wajahku rasanya ingin terus tetap bersama mereka. Namun tuhan berkata lain.. aku terlelap selamanya setelah melihat kedua orangtuaku bersatu. Namun terimakasih tuhan telah mengijinkan aku merasakan kebahagiaan itu di akhir hidupku.

KEBAHAGIAAN DI BALIK HARAPAN

Sebenarnya ini bukan sebuah cerita. Melainkan sebuah perjalanan di masa lalu setelah aku mengenal dia. RAFLY, ya dia sesosok orang yang telah membuat ku jatuh hati, dan membuatku cinta mati hingga aku termakan oleh cintaku sendiri. Namun bagiku tak apa bila aku harus berakhir dengannya
Awalnya hari itu berjalan seperti biasanya. Bila aku merasa bosan karena tak ada yang aku lakukan aku selalu membuka jejaring facebook. Sekedar untuk mencari teman atau hanya sekedar berhubungan langsung dengan teman-temanku agar aku tak kesepian. Namun juga berawal dari situlah aku mengenal RAFLY. Memang tak perlu waktu lama untuk aku mengenal dia. Awalnya aku mengenal dia hanya sekedar teman biasa.
Entah apa yang terjadi mengapa aku juga begitu mudah mencintainya seperti semudah aku mengenalnya. Dan aku pun tau dia sepertinya juga memberi harapan padaku. Namun aku bingung, jika memang dia juga memberi harapan mengapa dia tidak langsung mengatakannya padaku? Aku pun sadar aku wanita, aku tak mungkin mengungkapkannya dengan terus terang.
Hingga aku sampai pada suatu hari yang pada waktu itu aku baru mengetahui bahwa ternyata dia sudah mempunyai kekasih. Saat itu juga aku sangat kecewa, aku menyesal telah mempercayai dia. Aku kecewa kenapa dia harus memberikan setitik harapan yang membuatku bahagia namun kenyataannya harapan itu malah menjadi rasa kecewa karena semua itu hanya kepalsuan. Dan jika aku tau awalnya dia hanya memberi harapan kosong itu aku lebih baik memilih tak pernah mengenalnya.
LIRA. Dia adalah sosok orang yang bersama RAFLY saat ini. LIRA tau, aku mencintai kekasihnya. Sebelumnya ku pikir dia juga sebaik yang aku kira. Meskipun dia tau aku mencintai kekasihnya itu, namun dia tetap bersikap baik kepadaku. Bahkan saat itu dia malah berniat menjodohkan aku dengan kakaknya. Dan rencananya berhasil, entah angan apa yang merasukiku, sampai aku bisa menerima laki-laki itu dengan tulus.
Namun kebaikanku, ketulusanku, serta kepercayaanku telah dipermainkan. Sebelumnya aku sangat-sangat tidak mengetahui bahwa semua ini memang sudah di rencanakan oleh LIRA. Saat aku terlanjur percaya dan menyayangi laki-laki itu dengan tulus ternyata dia hanya memanfaatkan diriku saja dan membuatku sakit hati. Sampai aku merelakan memotong rambut indahku yang panjang hanya karena dia. Aku sangat kecewa…
Aku bodoh karena telah terperangkap dalam semua permainan ini. aku tidak pernah mengira LIRA akan berbuat seperti itu bahkan di belakangku dia selalu mengatakan hal-hal yang tidak benar kepada teman-temannya. Dan hanya karena semua ini juga aku tidak pernah berhubungan lagi dengan RAFLY.
Berbulan-bulan aku merasa sendiri. Biasanya hanya RAFLY yang bisa menghiburku. Saat ini memang seorang CINTA hanya memilih untuk berdiam sendiri. Aku mengerti seberapa bodoh diriku telah memberikan semuanya hanya untuk sebuah kepalsuan.
Saat telah lama tidak pernah berhubungan lagi dengan RAFLY tiba-tiba hari itu dia muncul. Dia datang lagi di kehidupanku. Aku baru tau saat itu ternyata dia sudah tak lagi bersama LIRA. Percaya atau tidak aku merasa ada yang berubah darinya. Dia tampak lebih baik. Sebenarnya aku takut dia memberi harapan-harapan palsu itu lagi. Aku tetap berusaha ingin menjauh darinya. Tapi hatiku sendiri tak pernah mau jauh darinya.
Hati ini sebenarnya masih terlalu sakit. Namun RAFLY terlalu sulit untuk aku tolak. Aku memang sangat mencintai dia. Dan saat ini tidak pernah aku kira dari semua kepalsuan yang diberikan RAFLY padaku sekarang berubah menjadi bahagiaku. Aku yakin tuhan memang menciptakan dia untukku. Walaupun aku tak lagi menginginkannya. Namun tuhan telah membuatnya kembali padaku. Semua itu sudah lebih dari cukup.
                                                                                   
DI ILHAMI DARI SEBUAH KISAH NYATA .. “CRL”

Jumat, 08 Juli 2011

CERPEN : Cinta Berawal di Toko Batik

    Hari itu sebenarnya gak ada niat apapun. Cuman ngikutin ajakan orang tua aja. Biasalah, Mama suka koleksi batik. Kali ini aku sekeluarga memang lagi liburan di kota Tuban. Lagi kangen sama nenek. Pas banget waktu dirumah nenek, nenek bilang sama mama kalo di tuban punya batik khas sendiri yang gak kalah bagus sama batik-batik di kota lain.
    Nurut aja deh sama Mama. Ikut aja sama ajakan Mama. Awalnya males banget sih. Terus tiba-tiba ada cowok nyamperin gua. Ih, mana Tanya sama gua kayak gini pula “Suka batik juga ya?” sambil senyum dia manis banget. Lalu aku jawab gini,”Iya, lo juga suka?”.Padahal sih itu si Mama yang mau belanja bukan gua. Gak papa lah sekali-sekali bohong toh dia juga gak tau. Sempet mikir sih.. “Ni cowok siapa sih? Makhluk aneh dari mana?tiba-tiba nongol gitu aja”. “Iya gua suka banget loh sama batik apalagi batik khas dari kerek punya banyak banget gua di rumah, kemaren aja waktu ke Palembang sempet beli batik juga” kata si cowok itu. “Wah hebat dong kamu punya banyak koleksi batik.. jadi pengen aku” jawabku.
    Setelah lumayan lama gua ngobrol-ngobrol sama tuh cowok. Tiba-tiba Mama manggil. Ih gak seru banget nih si Mama.. Padahal baru aja dapet temen baru. Yaudah cepet-cepet dah gua catet nomor dia. “Eh udah ya Mama manggil gua balik duluan, seneng bisa ketemu sama lo disini.oh iya nama lo siapa? Lupa gua kagak Tanya sama lo tadi” kataku. “Iya sama-sama seneng juga bisa ketemu lo. Gue Hadit. Oh iya lo siapa?”. “Gue Shyla. Ok bye” lalu aku beranjak pergi.
   


    Malam hari itu tepatnya pukul 19.00 aku masih berpikir-pikir apakah pantasnya aku menghubungi dia. Tapi aku masih terlalu ragu. Yasudahlah, lebih baik aku hubungi dia aja buat kasih tau nomor handphone ku.
    Setelah lumayan lama aku kenal dengan dia, saat itu kira-kira sekitar 1 minggu setelah aku berkenalan dengan dia di toko batik itu. Yang gak di sangka pertemuan di sebuah toko batik di Tuban itu mempertemukan aku dengan cinta.
    Awalnya sih aku merasa bahagia dengan cinta ini. akan tetapi siapa yang pernah menyangka jika pada suatu saat cinta ini berubah menjadi tragedi.
    Malam itu niatnya dia mau ngajak aku ke suatu tempat yang emang udah di rencanakan sama dia. Karna memang hari itu hari ulang tahunku. Siapa yang pernah mengira?? Saat akan menuju ke tempat itu bersamaku, tiba-tiba mobil pick-up dari arah timur menabrak motor yang kita tumpangi. Anehnya aku terselamatkan dari kecelakaan maut itu. Aku juga bingung kenapa tak terjadi apa-apa denganku. Tapi setelah aku lihat apa yang terjadi dengan Hadit. Dia lebih parah.. bahkan dia tak terselamatkan dari maut itu. Hanya tangis dan amarah yang bisa aku ungkapkan saat itu dengan memangku kepala Hadit yang berlumuran darah. Hari itu mungkin memang hari tragis yang gak akan pernah bisa aku lupakan seumur hidupku.
    Tapi aku sadar bila aku terus menangisi kepergianmu [Hadit]. Aku akan terus larut dalam kesedihan & aku yakin kau tak suka dengan itu. Mungkin aku memang harus belajar melupakan kamu dan menyimpan kenangan kita hanya untuk diriku sendiri. That’s all in my self


Selasa, 10 Mei 2011

Cerita saat malamku tiba

Di bawah sinar rembulan ku pandangi malam. Dengan memahami apa gerangan yang di inginkan sang malam. Di saat diriku juga sedang terluka. Merasakan sepi ku sendiri. Bertanya-tanya kepada bintang-bintang yang tersenyum padaku. Apa yang sebenarnya kamu inginkan? Tak cukupkah kamu lukai perasaan ini. Meskipun diam, tapi hati ini berbicara.. dia bertanya “dimana kamu sang pujaan hati?” kepergianmu semenjak 4tahun yang lalu membuatku terluka. Merasakan luka yang teramat dalam. Apakah kau pernah memikirkan aku disini? Tak sedikitpun niat kau kembali.L
    Apakah kau tak pernah tau?? Telah bertahun-tahun waktuku untuk menunggu kamu disini. Menunggu suatu hal yang tak pasti. Mungkin semua itu akan sia-sia untukku. Tapi bagiku semua akan indah pada waktunya. Aku yakin hal itu.
    Suatu saat, pasti semuanya akan kembali seperti semula saat kehadiran dirimu disini kembali. Meskipun saat ini aku telah berdua. Tapi aku yakin bayangmu tak akan pernah terlupa di dalam jiwaku. Kamu satu-satunya cinta yang membuatku menunggu sekian lama. Bagiku menantimu bagaikan menanti sebuah jawaban yang tak pasti adanya. Kamu bagai bayang-bayang kelam dalam masa lalu ku. Inilah aku, yang apa adanya dan tetap seperti dulu sebelum kau pergi dan takkan pernah kembali “Cinta”
    

Senin, 25 April 2011

Malam ini hujan turun lagi
Deras bagai air mataku
Meneteskan luka dan derita
Meninggalkan sejuta kenangan yang dulu pernah ada
Tersirat tanda tanya besar dalam benakku
Apakah kau masih teringat akan janjimu
Janji mu akan menemui diriku disini
Apa kau tak tau aku menunggu dirimu sendiri
Pernahkah kau berfikir apa yang terjadi denganku
Derita yang datang bertubi-tubi saat kau tinggal aku pergi
Seolah kau tak punyai rasa..
Kau tega melakukannya .. tanpa berfikir apa yang akan terjadi
Maafkan aku masih menunggu

Senin, 14 Maret 2011

catatan harian seorang pelajar

menjadi seorang pelajar memang tidak lah mudah..
perlu banyak rintangan untuk mencapai nila extra dan kelulusan.
begitu juga dengan aku..
ku rasa,, aku lebih pusing memikirkan pelajaran yang biasanya susah aku terima
dalam catatan harian setiap pelajar mereka pasti punya hal - hal seru yang pasti mereka ingat-ingat sampai tua.
dan mungkin juga akan diceritakan mereka kepada anak cucunya..
ini kenyataan...
di akui atau tidak.
tapi memang ini yang terjadi.. .
ingat lah saat saat kita sering di marahi oleh para guru..
karna suatu saat kalian pasti akan rindu saat - saat masih bersekolah.

Rabu, 02 Maret 2011

Cerita hari ini : Kamis 03 maret 2010

ulangan matematika ketinggalan mana guru nya galak pula.
terpaksa diem - diem kabur dari sekolah pulang kerumaah.
fiuuhh,, rumaah ngga deket pulaa .
susaah deh hidupku..
ngk ikut pljaran pertama .
waktu gue pulang malah eh ketemu guru gue juga .
mammpuss mammpuss -_-